Jalur KA Bojonegoro - Cepu Terendam
Radar Bojonegoro, 13 Maret 2008
Jalur kereta api (KA) yang menghubungkan Bojonegoro-Cepu pagi kemarin (12/3) tergenang air. Meski demikian, sampai berita ini ditulis kemarin sore KA masih bisa melewati jalur itu dengan kecepatn sekitar 5 km/jam.
Jalur yang terendam itu sepanjang kurang lebih 300 meter. Tepatnya, di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander. Ketinggian air rata dengan permukaan rel. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sejak Selasa (11/3) malam lalu jalur tersebut sudah dijaga beberapa petugas dari Staisun KA Bojonegoro.
Haryono, kepala DK 56 B Stasiun KA Bojonegoro kepada Radar Bojonegoro menjelaskan, karena rel tertutup air, maka kereta yang lewat harus berkecepatan 5 km/jam. “Makanya, kami tempatkan petugas untuk memberikan aba-aba agar kereta api yang melintas mengurangi kecepatan,” tuturnya.
Jika ketinggian air terus naik dalam beberapa waktu ke depan, sangat mungkin jalur tersebut tidak bisa dilewati.
“Tapi sekarang (kemarin sore, Red) masih bisa,” katanya.
Sementara itu, permukaan air Bengawan Solo yang mencapai puncaknya kemarin membuat banjir di wilayah Bojonegoro semakin parah. Di Kelurahan Ledok Wetan dan Ledok Kulon, misalnya, ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Karena itu, sejak Selasa malam lalu sudah banyak warga yang berada di dalam tanggul bengawan membuat tenda-tenda darurat untuk pengungsian. Tenda ini didirikan di sepanjang tanggul ataupun tepi jalan seperti yang ada di Kelurahan Jetak di sepanjang Kalan MH Thamrin. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah warga di Kecamatan Dander, Kalitidu, dan Padangan. Sebab sampai kemarin permukaan Bengawan Solo masih tinggi dan belum memungkinkan warga kembali ke rumah.
“Ada sembilan desa di Kecamatan Kota Bojonegoro yang terendam air dengan ketinggian bervariasi,” kata Camat Kota Soebadri.
Menurut dia, lebih dari lima ribu warga kota mengungsi ke tempat yang lebih aman atau mendirikan tenda darurat. Hal yang sama terjadi di beberapa kecamatan di Bojonegoro yang berada di wilayah sepanjang Bengawan Solo.
Sementara itu, meski masih aman, jalan raya Bojonegoro-Cepu di beberapa titik juga sudah terendam air. “Ada yang sempat melimpah,” kata Camat Kalitidu Nurul Azizah saat dihubungi melalui ponselnya.
Hal yang sama diungkapkan Camat Padangan Abdul Kholik. Meurut dia, meski air melimpah di beberapa titik, jalan masih aman untuk dilewati. “Kalau pengungsi masih sama dengan hari sebelumnya dan tersebar di balai desa serta kantor kecamatan,” katanya.
Jalur yang terendam itu sepanjang kurang lebih 300 meter. Tepatnya, di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander. Ketinggian air rata dengan permukaan rel. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sejak Selasa (11/3) malam lalu jalur tersebut sudah dijaga beberapa petugas dari Staisun KA Bojonegoro.
Haryono, kepala DK 56 B Stasiun KA Bojonegoro kepada Radar Bojonegoro menjelaskan, karena rel tertutup air, maka kereta yang lewat harus berkecepatan 5 km/jam. “Makanya, kami tempatkan petugas untuk memberikan aba-aba agar kereta api yang melintas mengurangi kecepatan,” tuturnya.
Jika ketinggian air terus naik dalam beberapa waktu ke depan, sangat mungkin jalur tersebut tidak bisa dilewati.
“Tapi sekarang (kemarin sore, Red) masih bisa,” katanya.
Sementara itu, permukaan air Bengawan Solo yang mencapai puncaknya kemarin membuat banjir di wilayah Bojonegoro semakin parah. Di Kelurahan Ledok Wetan dan Ledok Kulon, misalnya, ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Karena itu, sejak Selasa malam lalu sudah banyak warga yang berada di dalam tanggul bengawan membuat tenda-tenda darurat untuk pengungsian. Tenda ini didirikan di sepanjang tanggul ataupun tepi jalan seperti yang ada di Kelurahan Jetak di sepanjang Kalan MH Thamrin. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah warga di Kecamatan Dander, Kalitidu, dan Padangan. Sebab sampai kemarin permukaan Bengawan Solo masih tinggi dan belum memungkinkan warga kembali ke rumah.
“Ada sembilan desa di Kecamatan Kota Bojonegoro yang terendam air dengan ketinggian bervariasi,” kata Camat Kota Soebadri.
Menurut dia, lebih dari lima ribu warga kota mengungsi ke tempat yang lebih aman atau mendirikan tenda darurat. Hal yang sama terjadi di beberapa kecamatan di Bojonegoro yang berada di wilayah sepanjang Bengawan Solo.
Sementara itu, meski masih aman, jalan raya Bojonegoro-Cepu di beberapa titik juga sudah terendam air. “Ada yang sempat melimpah,” kata Camat Kalitidu Nurul Azizah saat dihubungi melalui ponselnya.
Hal yang sama diungkapkan Camat Padangan Abdul Kholik. Meurut dia, meski air melimpah di beberapa titik, jalan masih aman untuk dilewati. “Kalau pengungsi masih sama dengan hari sebelumnya dan tersebar di balai desa serta kantor kecamatan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar