5.24.2010

Sebuah Renungan

Terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua
yang
saya dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di
MetroTV).
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.

MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???
Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno,
Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan
Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri
Reksadana
di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT*

Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya..... istri & calon
istri juga
boleh...

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah
senja
bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya
diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah
tua.Mereka
menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak
keempat
tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi
selama 2
tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah
bahkan
terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan
lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran,
menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat
kerja, dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa
kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat
istrinya
tersenyum.

Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang.
Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas
maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2
saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa
menanggapi, Pak
Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap
berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun,
dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati
mereka,
sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih
kuliah.

Pada suatu hari...ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang
tua
mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka
menikah,
sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan
ibu
mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua
anaknya
berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami
ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat
ibu, tidak
ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... bahkan
bapak tidak
ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg
keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun
akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan
berkorban
seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami
akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga
anak2nya."Anak2ku
........... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan adanya
ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan
kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan
hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai
dengan
apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya
seperti ini??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa
bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian
menginginkan bapak
yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain?
Bagaimana
dengan ibumu yg masih sakit.."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat
butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya
mata
suami yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun
TV
swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan
pertanyaan
kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat
Istrinya
yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau
dengan
tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak
sanggup
menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia
didunia ini
mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau
memberi
(memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah
kesia-siaan. Saya
memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu
dia sehat
diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan
bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg
lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita
bersama...
dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang
komitmen
untuk mencintainya apa adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia
sakit,,,"

BILA ANDA MERASA BAHAN RENUNGAN INI SANGAT BERMANFAAT BAGI ANDA
DAN BAGI ORANG LAIN, MOHON TAG NOTE INI KE TEMAN, FAMILY, DAN KERABAT
ANDA LAINNYA SEMOGA BERMANFAAT.. .


"Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti ... tidak usah kau
tangisi hari kemarin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar