Prof Dr Alder Haymans Manurung, guru besar Asian Banking Finance and Informatic Institute (ABFI) Perbanas menuturkan, bisnis makanan saat ini tetap menjadi nomor satu. Selain modalnya tidak besar, melibatkan sedikit tenaga kerja, dan perputaran uang di dalamnya sangat cepat. Bahkan bisa lebih dari 100 persen.
Namun sebelum berharap bisnis kuliner Anda meraih sukses, Anda perlu mengetahui beberapa faktor yang memengaruhi maju-tidaknya sebuah usaha kuliner. Dr Handito Joewono, dari Arrbeys, strategy and marketing consulting firm, mengatakan, faktor pertama yang membuat pelanggan datang adalah kualitas makanan. Hal ini berkaitan dengan rasa dan bahan baku makanan.
Kualitas makanan terbagi menjadi dua bagian: yakni real quality dan perceive quality. Real quality lebih kepada enak-tidaknya makanan, dan penggunaan bahan baku. Seperti kalau ada rumah makan yang membuat rendang, santannya harus banyak.
"Padahal kemauan konsumen tidak seperti itu. Banyak santan malah nanti menimbulkan penyakit. Jadi pengusaha kuliner yang baik harus mengombinasikan real quality dengan baik," paparnya.
Bagi kalangan menengah ke bawah real quality menjadi lebih penting ketimbang faktor perceive quality, karena mereka lebih mengutamakan rasa. Sedangkan bagi kaum menengah ke atas, faktor perceive quality menjadi lebih penting. Makanan tidak sekadar enak, tapi keamanan dan kenyamanan saat bersantap juga diperhatikan. Misalnya, dengan memperhitungkan faktor kesehatan makanan yang dibuat.
Faktor kedua, mengenai tempat. Dalam ilmu standarnya, tempat harus strategis letaknya. Tetapi belakangan, tempat tidak begitu menjadi elemen penting. Karena ada beberapa usaha rumah makan, walaupun tempatnya tidak strategis, tetap dicari orang. Masalah tempat ini, Handito menandaskan, yang penting harus ada kesesuaian antara makanan dan target konsumen yang dituju.
Faktor ketiga adalah persepsi. "Di antara lainnya, faktor persepsi ini yang paling penting," ucapnya.
Persepsi ini sangat penting, terutama bagi yang baru membuka usaha kuliner. Persepsi bisa muncul dari penggunaan simbol-simbol, baik dalam tampilan eksterior maupun interior ruangan. Selain itu, persepsi juga dibangun dari bagaimana cara mengemas makanan, atau bagaimana melayani konsumen. Persepsi inilah yang kemudian akan selalu diingat orang tentang sebuah tempat makan.
Untuk usaha kuliner kecil, tiga faktor ini sudah cukup. Namun bagi usaha yang ingin berkembang menjadi lebih besar, faktor keempat, yaitu promosi, mutlak diperlukan. Cara untuk promosi saat ini macam-macam. Lewat internet, penyebaran brosur, pemasangan spanduk, billboard, dan lainnya bisa menjadi media promosi. Yang utama promosi ada dua, yaitu lewat media massa dan meminjam lidah konsumen. Memakai lidah konsumen inilah, promosi yang paling efektif.
Bila usaha restoran sudah berkembang besar, sudah punya cabang dimana-mana, faktor kelima yang harus dipenuhi adalah mempunyai standard operational procedure (SOP). Baik untuk kuliner yang diwaralabakan, maupun yang tidak. Tentu saja dengan memakai SOP yang sama, antara resto satu dengan resto lainnya yang bernaung di bawah nama dan manajemen yang sama, bentuk pelayanannya juga sama. Baik dalam soal pilihan menu makanan yang dibuat, penyajiannya, cara melayani konsumen, sampai dengan bentuk fisik tampilannya.
sumber : Kompas